Games TELUR TAHAN BANTING. Menentukan prioritas dan pengumpulan pendapat dalam teknis pembuatan alat pelindung telur. Peserta diberikan kebabasan untuk berkreasi, dengan bantuan peralatan yang terbatas, dalam pembuatan alat pelindung telur.
Durasi : 15 – 20 menit
Jumlah peserta : > 25 orang
Teknis :
a.
Fasilitator memberikan soal
sebagai berikut:
Saat
ini tim Anda mendapat sebuah tantangan yang hamper mustahil, yaitu membuat alat
pelindung sebagai bagi butir telur yang akan dijatuhkan dari ketinggian yang
ditentukan tanpa pecah atau retak.
Peralatan
yang tersedia bagi kelompok Anda yaitu:
1.
Kotak kardus @ $300 max 1 pcs
2.
Kantong plastic @ $ 100 max 3 pcs
3.
Telur mentah – gratis maxs 1 pcs
4.
15 buah sedotan @ $ 10
5.
Tali raffia 1 set @ $ 500
6.
Gunting @ $ 100
7.
Kertas korang @ $ 100 max 5 pcs
Ingat waktu yang
tersedia sangat terbatas, begitu pula dengan dana yang ada. Buat segalanya
tepat, cepat tetapi tetap hebat.
Spesifikasi eksperimen:
1.
Telur akan dijatuhkan oleh
fasilitator di tempat yang telah ditentukan (1 tempat saja).
2.
Hanya diperbolehkan menggunakan
peralatan yang ada di atas saja. Segala pelanggaran dengan menggunakan
peralatan dari luar dianggap gagal.
3.
Alat pelindung telur harus
berfungsi secara mekanis dengan baik.
b.
Fasilitator memberikan batasan
waktu di dalam penerjaan tugas.
c.
Pemenang dapat ditentukan dari
telur yang tidak pecah dan penggunaan bahan yang paling murah.
Nilai
yang terkandung:
a.
Memecahkan persoalan secara
bersama—sama dengan menggunakan kreativitas dan ketekunan. Peserta mempunyai
satu common goal yang harus dicapai, yaitu telur tidak pecah
dan budget pembuatan alat adalah seminimum mungkin. Di sini peserta diarahkan
untuk menggunakan kreativitasnya dalam membuat alat tersebut. beragam ide/
solusi untuk mencapai suatu tujuan. Di sini, ketua kelompok/ ketua regu
dituntut untuk bisa mengakomodir ide-ide/ solusi-solusi tersebut agar mencapai
target yang ditetapkan. Mengakomodir berarti mengoptimalkan penggunaan ide/
solusi yang kurang.
b.
Peserta pelatihan dilatih agar
mau dan mampu untuk mengeluarkan ide-idenya tanpa takut merasa salah. Situasi
dan suasana pelatihan yang kondusif dan rileks, membuat peserta belajar untuk
berani mengemukakan pendapatnya dan mengambil keputusan tanpa rasa takut/
was-was dimarahi atasan. Teknik ini dikenal dengan nama “teknik brainstorming”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar